Sabtu, 26 Februari 2011

Performance On-Line (Enchanting Dinner with Marsel, 14 February 2011 La Piazza) part. 2







Shallom teman-teman!!!

Setelah tayangan tarian pertama di acara "Enchanting Dinner with Marsel", berikut kami tayangkan tarian kedua di acara yang sama.


Semoga tayangan kami dapat menjadi berkat buat teman-teman semua.


GBU,

-Rivera Monarie-

Jumat, 18 Februari 2011

Performance On-Line (Enchanting Dinner with Marsel, 14 February 2011 La Piazza) part. 1






Shallom teman-teman!

Berikut adalah tayangan tarian yang di tarikan pada tanggal 14 February 2011 kemarin di La Piazza, Kelapa Gading dalam acara menyambut hari Valentine "Enchating Dinner with Marsel".

Sebuah tarian duet yang dibawakan oleh Alex dan Tasya (Aderayanti Ballet School) dari sebuah lagu yang pernah dibawakan oleh Lucy Rahmawati berjudul "Selamanya Padamu", sebuah lagu romantis untuk mengawali acara di hari kasih sayang yang merupakan tarian pertama di acara tersebut.

Semoga tayangan kami dapat menjadi berkat buat teman-teman semua dan menyangkut topik yang bersangkutan, perkenankan kami mengucapkan kepada teman-teman semua:



Happy Valentine!



GBU,


-Rivera Monarie-

Jumat, 11 Februari 2011

Menjadi Penari yang "Profesional" (profesionalism in dancing part.3a) by: Alex S M


Kita telah mempelajari mengani bagaimana kita menampilakan diri kita sebagai penari yang profesional. Pada bahasan berikut, kita akan membahas lebih dalam mengenai pake lengkap yang seharusnya dimiliki didalam tubuh seorang penari yang profesional.

Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai arti "profesional" dalam www.wikipedia.org :

  • - Expert and specialize knowledge in filed which one is practicing professionally (Ahli dan seorang spesialis dalam pengetahuan di bidang yang bersangkutan)

  • - Excellent manual/practical and literally skills on relation to profession (Ahli dalam pengajaran/praktek dalam hal tehnik yang berhubungan dengan profesi)

  • - Expert who is master in specific field (Ahli yang menguasai bagian tertentu)


Pada umumnya, seorang manusia tersusun dari 3 elemen yaitu:

-Mind (Raga)
-Body (Tubuh)
-Soul (Jiwa)

Begitu hal nya juga elemen yang tersusun dalam seorang penari yang profesional yang di jabarkan sebagai berikut:

- Mind (Knowledge/Pengetahuan)
- Body (Skills/Tehnik)
- Soul (Spiritual/Tingkat spiritual)





Mind

(Knowledge)


- Expert and specialize knowledge in filed which one is practicing professionally
(Ahli dan seorang spesialis dalam pengetahuan di bidang yang bersangkutan)

Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan tarian di gereja sudah mulai berkembang pesat. Di awali gebrakan pertama yang dimulai masuknya tarian rebana sebagai pionir dari tarian gereja, mulailah berbagai jenis tarian satu persatu ikut mewarnai dunia pelayanan di bidang tarian.

Namun cukup disayangkan, dengan meledaknya 'trend' tarian di dunia pelayanan tidak disertai dengan 'pengetahuan' yang cukup mengenai tarian yang dilakukan. Tidak banyak dari penari-penari yang bergerak dibidang pelayanan tari mau mengambil waktu untuk mencari tau 'genre' (kriteria) tarian yang ditarikan, sejarahnya, perkembangnya, dan lain sebagainya. Tarian adalah bagian dari seni. Seni, adalah sesuatu yang sudah berjalan begitu lama dan di junjung tinggi oleh mereka-mereka yang sungguh-sungguh menghargai seni. Seorang penari otomatis adalah seorang pelaku seni, dan selayaknya seorang pelaku seni, kita berkewajiban untuk setidaknya memiliki pengetahuan mengenai seni yang kita lakukan. Pada dasarnya, adalah sebuah lelucon terbesar di dunia seni apabila seorang pelaku seni tidak mengetahui sedikit pun tentang seni yang dilakukannya.

Di gereja, kita semua sudah mengenal yang namanya tarian rebana, atau tarian tamborine. Tarian yang selalu di kaitkan dengan puji-pujian, atau lagu-lagu dengan tempo cepat dan riang, dan untuk lagu-lagu penyembahan atau lagu-lagu sendu bertempo pelan, tarian yang kita lakukan sering di beri 'label' sebagai tarian 'penyembahan' atau 'worship'. Ini adalah hal yang lazim di kalangan gereja. Namun, apa yang terjadi apabila ada seorang yang berasal dari luar gereja atau berbeda keyakinan dengan kita melihat tarian kita dan bertanya, "Tarian ini tarian apa?". Apakah mereka akan mengerti apabila kita menerangkan padanya bahwa tarian yang kita lakukan adalah tarian "Worship" atau tarian "Penyembahan"?.


Saya hendak membagikan pengalaman pribadi saya kepada teman-teman semua. Pada tahun 2003 ketika saya masih tergabung dalam kelompok tari "Bunga dan Kaisar" yang pada tahun tersebut, kelompok kami mengikuti "Lomba Cipta Koreografi" ke tiga, yang diadakan di Bali. Salah satu kategori yang di lombakan adalah kategori tarian "Penyembahan". Pada saat itu ada sebuah kelompok yang kita tidak terlalu jelas asal nya dari mana dan mereka mendaftarkan diri untuk mengikuti perlombaan dalam kategori tersebut. Kami kebetulan mendapatkan sedikit bocoran bahwa kelompok tersebut akan mengadakan tarian dengan lagu 'live' atau langsung. Kami semua sempat cukup tersepesona mendengarnya. Tentulah di benak kami, kami mengimajinasikan seperti yang sering kami lihat di video-video atau di televisi, dimana ada seorang pemain piano yang bermain piano, mengiringi beberapa penari yang menari mengikuti lagu yang dimainkan. Namun malam setelah tehnikal meeting, kami mendapat kabar bahwa grup tersebut mengundurkan diri. Sepertinya kategori "Penyembahan" yang mereka artikan tidak sama dengan "Penyembahan" yang di maksudkan oleh kita.


Satu hal lagi yang hendak saya sampaikan berdasarkan pengalaman pribadi saya, yaitu tahun-tahun pertama ketika saya memulai pelayanan dibidang tari. Saya masih tidak begitu paham benar mengenai 'genre' tarian yang saya tarikan. Saya berfikir hal tersebut tidaklah menjadi masalah besar, sampai pada suatu saat, teman saya melihat sebuah foto dimana saya dalam kostum dan memakai sepatu ballet. Dia lalu bertanya apakah saya seorang penari ballet? karena pada waktu itu saya masih awam, saya katakan bukan, saya jelaskan bahwa saya adalah penari rebana. Karena teman saya adalah non Kristen, hal tersebut membuatnya menjadi bingung. Lalu dia bertanya lagi, "Kalau bukan penari ballet, kenapa menarinya memakai sepatu ballet?". Saya juga pernah terbentur hal yang sama, ketika teman saya yang notabene benar-benar seorang yang mengerti betul tentang seni yang salah satunya ballet, sempat membuat komparison mengenai saya dan beberapa penari ballet. Pada saat itu saya kembali berkilah bahwa, "Saya sebenernya bukan penari ballet, saya penari gereja..." lalu seperti teman saya yang sebelumnya, dengan ketus dia mengatakan, "Kamu berpose ballet, memakai sepatu ballet, mengenakan stoking ballet, lalu kamu mengatakan kamu bukan penari ballet? kamu ini aneh!".

Kata-kata teman saya memang cukup tajam, namun sungguh membuat saya berfikir keras. Memang, kita tidak bisa menyalahkan mereka orang yang diluar 'lingkaran' kita yang tidak mengerti dunia pelayanan kita. Kita tidak bisa memaksakan mereka mengerti seni yang telah ada selama ini untuk di singkronkan dengan seni yang baru-baru saja di kembangkan di dunia ke kristenan. Karena seperti yang telah di ulas sebelumnya, dunia seni sudah berjalan lama dan ke sah-an nya sudah sudah di kukuhkan oleh banyak pendahulu-pendahulu sebelum kita. Terutama dibidang tarian. Perkembangan dunia tarian dengan perkembangan dunia tarian di gereja terpisah sangat jauh, sehingga agak sulit untuk mengsinkronasikan dunia tari kita dengan dunia tari yang sebenarnya. Satu-satunya cara adalah kebalikannya, yaitu dengan mengsinkronasikan dunia tarian dengan dunia tarian gereja.

Maka dari itu, amatlah penting untuk penari-penari gereja yang profesional untuk mulai memiliki pengetahuan tentang tarian yang mereka tarikan. Hal ini dikarenakan kita adalah pelaku seni, kita adalah bagian dari dunia seni. Sebagai penari yang profesional, kita harus bisa menjadi pelaku seni di dunia kekristenan, namun harus juga bisa mempertanggung-jawabkan seni yang kita lakukan di dunia seni yang sebenarnya, agar arah dari yang hendak kita capai dalam pelayanan kita menjadi jelas dan tidak menimbulkan kebingungan untuk dunia luar.


Setelah pengalaman seperti yang saya kemukakan berikut diatas, saya lalu mulai mencari tahu mengenai dasar tarian yang saya tarikan dan mulai mencari tahu sedikit sejarah dibalik tarian yang saya bawakan. Sebenarnya, tarian "Worship" atau "Penyembahan" yang kita bawakan selama ini masuk kedalam kategori tarian "Contemporary" atau "Contemporary Ballet". Mengapa? karena tarian yang kita bawakan tersebut masih mengandung unsur-usur dari tarian ballet digabung dengan tarian moderen dan menggunakan lagu-lagu moderen.

*(Kita akan membahas jenis-jenis tarian lebih lanjut di artikel yang akan datang)



(to be continue...)