Ketika kita diperhadapkan pada kata "Profesional", tentulah yang terbesit dibenak kita adalah serangkaian hal-hal yang 'extraordinary' atau hal-hal yang luar biasa. Bila kita mendengar "Atlit Profesional" tentulah yang terbesit dipikiran kita adalah atlit yang tentunya sudah memiliki pengalaman banyak dibidang olah raga yang ia geluti, dan terlebih lagi tentulah atlit tersebut sudah sangat 'mahir' bahkan sangat 'lihai' melakukan kegiatan olah raga yang di gelutinya, kegiatan yang sebagai orang awam mungkin agak sulit untuk kita lakukan. Jika kita mendengar "Koki Profesional", tentulah yang terbesit dipikiran kita adalah seorang koki yang pandai memasak masakan yang mungkin tingkat persiapannya sangat sulit untuk dilakukan oleh koki biasa.
Apabila kita mendengar "Penari Profesional", tentulah yang terbesit di benak kita adalah seorang penari yang dilengkapi dengan kepandaian tehnik tari yang luar biasa. Ya, sebutan "Penari Profesional" memang merujuk kepada seorang penari yang sudah memiliki tehnik tari diatas rata-rata. Bahkan di beberapa negara, a professional dancer adalah julukan untuk seorang penari yang memang mata pencahariannya di bidang tari-tarian. Namun, apakah julukan "Penari Profesional" hanya menandakan bahwa si penari tersebut 'hebat' dalam menari?
Kita tahu, bahwa banyak penari-penari gereja yang terpanggil dalam pelayanan tari di usia yang berbeda-beda. Ada yang di usia remaja, ada yang di usia dewasa, bahkan ada juga yang di usia lanjut. Ada satu benefit untuk mereka yang terpanggil di bidang pelayanan tari dalam usia yang masih muda atau remaja, dimana mereka masih bisa memperdalam ilmu tari dan memolesnya sehingga talenta mereka menjadi lebih baik. Namun, bagaimana untuk mereka yang terpanggil dibidan tari dalam usia dewasa, atau bahkan usia lanjut? Apakah berarti kesempatan mereka untuk menjadi penari yang terbaik sudah tidak ada? Sudah tidak mungkinkah untuk mereka memiliki gelar "Penari Profesional?"
Seperti yang mungkin kita semua sudah ketahui, untuk menjadi seorang penari pada umumnya diharuskan untuk berlatih di usia sedini mungkin. Seperti contohnya di dunia tarian ballet, usia yang di anjurkan untuk mulai belajar berkisar antara 3-4 tahun, dan paling lambat seorang anak untuk belajar tarian ballet adalah 13 atau paling lambat 14 tahun. Lewat dari umur tersebut, anak yang bersangkutan di nyatakan telah 'kehilangan' kesempatannya untuk menjadi seorang penari ballet. Bersyukurlah kita sebagai orang-orang yang hidup dibawah kasih karunia-Nya, dimana kita hidup tidak berdasarkan hukum dunia, namun hidup berdasarkan kasih karunia. Ada satu kabar gembira buat teman-teman sekalian bahwa didalam Yesus Kristus, TIDAK PERNAH ada kata TERLAMBAT untuk menjadi pelayan-Nya. Oleh karena kasih karunia-Nya, kita dapat dimampukan, bukan untuk menjadi "Penari Profesional", namun untuk menadi penari yang "Profesional".
Mengapa kita perlu menjadi penari yang "Profesional"? nomor 1 dari definisi "Professional" yang saya ambil dari wikipedia adalah sebagai berikut:
Apakah kita dibayar untuk menari? dengan apakah kita dibayar? jawaban itu bisa kita temukan disini:
Jadi, dengan jelas Alkitab mengatakan bahwak kita telah dibayar lunas oleh Darah-Nya yang Kudus, sehingga kita berkewajiban untuk menjadi penari yang profesional!.
Berikut saya hendak mengajak teman-teman sekalian untuk menelaah lebih dalam arti kata dari penari yang "Profesional" itu tersebut.
Salah satu dari definisi "Professional" yang hendak saya bahas pertama-tama adalah sebagai berikut (sumber: wikipedia):
kemeja lengan panjang, dasi, sepatu, dsb)
Definisi diatas mengacu pada penampilan seorang profesional. Bagaimana kita mengimplikasikannya kedalam keprofesionalan penari?
Untuk penampilan seorang penari, kita membaginya dalam tiga bagian. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:
Head management, dibagi lagi menjadi 3 hal yaitu:
Rambut
Dalam perjalanan saya pribadi di dalam dunia tari, satu hal yang sangat significant yang saya temui di penari khususnya penari wanita adalah sebuah tendensi dimana mereka selalu takut untuk terlihat 'tidak cantik' sehingga mereka tidak mau mengubah tatanan rambut mereka dengan cara lain agar 'kecantikan' mereka tetap terlihat. Yang paling sering terjadi dan yang sering saya temui sampai sekarang adalah masalah 'poni'.
Cukup dimengerti, bahwa tidak ada orang yang mau terlihat jelek pada saat mereka tampil. Ada beberapa orang yang memang memiliki jidat yang lebar, sehingga mereka selalu ingin menutupinya dengan menggeraikan rambut bagian depan atau "poni" mereka untuk menutupi kekurangan tersebut. Namun, perlu diperhatikan untuk para penari bahwa yang akan mereka lakukan di atas panggung atau di depan jemaat adalah "menari" sehingga yang akan diperhatikan oleh pentonon atau jemaat adalah 'tarian' yang mereka lakukan. Kita bukan "model" yang berjalan diatas catwalk dan melakukan 'modeling'. Untuk profesi seorang 'model' memang kecantikan yang sempurnalah yang harus ditampilkan diatas panggung sehingga cukup dimengerti bahwa seorang model tentunya harus menjaga agar kecantikan tetap bersinar diatas panggung dan menjaganya dengan tatanan rambut tertentu dan make up tertentu.
Saya mengambil contoh dalam dunia tarian ballet. Tarian ballet merupakan tarian bangsawan pada jamannya. Sebab itu didalam dunia tarian ballet, diharuskan seorang penari ballet untuk rapih dalam hal berpakaian, tatanan rambut sampai sepatu. Seorang murid ballet diharuskan untuk merapihkan rambutnya sebelum masuk kedalam kelas. Standartnya, seorang murid tidak diperkenankan memiliki rambut yang menjuntai melebihi alis mata. Hal ini berlaku untuk penari pria dan wanita. Mengapa? karena rambut yang menjuntai melebihi alis mata dapat membuyarkan konsentrasi seorang penari ketika ia melakukan gerakan-gerakan tarian. Sehingga, hal tersebut dapat mempengaruhi kesempurnaan gerakan-gerakan yang sedang dipelajari. Hal yang paling sering terjadi adalah, dengan rambut yang terjuntai menghalangi pandangan mata membuta postur kepala si penari tidak tegak, sehingga kepala penari cenderung menunduk karena menghindari rambut tersebut mengenai mata. Rambut yang tidak rapih ini juga bisa dianggap sebagai ketidak seriusan seorang penari sehingga ini bisa dianggap sebuah penghinaan terhadap guru yang sedang mengajar.
Sebagai penari yang profesional, sangat disarankan untuk tetap menjaga kerapihan rambut ketika menari, terutama menjaga agar tidak ada rambut yang terjuntai menghalangi pandangan atau wajah. Karena, hal itu juga dapat mengalihkan perhatian yang menonton dan dapat membuat penonton menjadi terganggu.
Hiasan Kepala
"Hiasan kepala yang terjatuh atau copot ketika menari itu haram hukumnya!"
Ini adalah suatu pesan yang pernah disampaikan kepada saya oleh guru tari saya, Ms. Murni sewaktu saya masih belajar di Mainstream School of Arts yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di kepala saya. Sebagai penari yang profesional, disarankan untuk kita memastikan bahwa assesoris hiasan kepala yang kita pakai untuk tampil menari tidak lepas selama kita bergerak.
Namun, satu hal yang terlebih penting bahwa hendaklah assesoris atau hiasan kepala yang di pakai hendaklah tidak menjadi suatu penghalang untuk si penari melakukan gerakan-gerakan tari. Perlu diperhatikan juga, bahwa hendaklah assesoris kepala tersebut terpasang rapi dan tidak dengan rambut yang berantakan. Semua kembali kepada kerapihan.
Make-Up
Sama halnya dengan rambut, masalah "Make-Up" adalah hal yang significant yang sering saya temui pada penari khususnya penari wanita. Dengan berdalih "ingin terlihat cantik" maka banyak sekali penari-penari yang kadang menolak untuk make-up yang 'terlalu tebal' atau 'terlalu menor'
Banyak penari yang kurang menyadari bahwa make up adalah satu kesatuan dari keseluruhan penampilan penari. Make up melambangkan dari "warna" yang hendak di tampilakan oleh penari, juga melambangkan 'karakter' yang hendak dibawakan oleh si penari. Terutama apabila si penari hendak menarikan tarian yang melambangkan suatu karakter tertentu.
Sebagai penari yang profesional, kita harusnya paham perbedaan antara make up "Panggung" dan make up "Sehari-hari". Sebagai penari yang profesional, tentunya dia sudah mengerti betul bahwa untuk menari khususnya diatas panggung dengan cahaya yang tinggi, sangat diperlukan untuk menggunakan make up yang lebih tebal daripada yang seharusnya, sehingga wajah kita masih bisa terlihat jelas.
(to be continue...)
-Rivera Monarie-
Apabila kita mendengar "Penari Profesional", tentulah yang terbesit di benak kita adalah seorang penari yang dilengkapi dengan kepandaian tehnik tari yang luar biasa. Ya, sebutan "Penari Profesional" memang merujuk kepada seorang penari yang sudah memiliki tehnik tari diatas rata-rata. Bahkan di beberapa negara, a professional dancer adalah julukan untuk seorang penari yang memang mata pencahariannya di bidang tari-tarian. Namun, apakah julukan "Penari Profesional" hanya menandakan bahwa si penari tersebut 'hebat' dalam menari?
Kita tahu, bahwa banyak penari-penari gereja yang terpanggil dalam pelayanan tari di usia yang berbeda-beda. Ada yang di usia remaja, ada yang di usia dewasa, bahkan ada juga yang di usia lanjut. Ada satu benefit untuk mereka yang terpanggil di bidang pelayanan tari dalam usia yang masih muda atau remaja, dimana mereka masih bisa memperdalam ilmu tari dan memolesnya sehingga talenta mereka menjadi lebih baik. Namun, bagaimana untuk mereka yang terpanggil dibidan tari dalam usia dewasa, atau bahkan usia lanjut? Apakah berarti kesempatan mereka untuk menjadi penari yang terbaik sudah tidak ada? Sudah tidak mungkinkah untuk mereka memiliki gelar "Penari Profesional?"
Seperti yang mungkin kita semua sudah ketahui, untuk menjadi seorang penari pada umumnya diharuskan untuk berlatih di usia sedini mungkin. Seperti contohnya di dunia tarian ballet, usia yang di anjurkan untuk mulai belajar berkisar antara 3-4 tahun, dan paling lambat seorang anak untuk belajar tarian ballet adalah 13 atau paling lambat 14 tahun. Lewat dari umur tersebut, anak yang bersangkutan di nyatakan telah 'kehilangan' kesempatannya untuk menjadi seorang penari ballet. Bersyukurlah kita sebagai orang-orang yang hidup dibawah kasih karunia-Nya, dimana kita hidup tidak berdasarkan hukum dunia, namun hidup berdasarkan kasih karunia. Ada satu kabar gembira buat teman-teman sekalian bahwa didalam Yesus Kristus, TIDAK PERNAH ada kata TERLAMBAT untuk menjadi pelayan-Nya. Oleh karena kasih karunia-Nya, kita dapat dimampukan, bukan untuk menjadi "Penari Profesional", namun untuk menadi penari yang "Profesional".
Mengapa kita perlu menjadi penari yang "Profesional"? nomor 1 dari definisi "Professional" yang saya ambil dari wikipedia adalah sebagai berikut:
A professional is a person who is paid for what they do
(Profesional adalah seorang yang dibayar untuk melakukan pekerjaanya)
(Profesional adalah seorang yang dibayar untuk melakukan pekerjaanya)
Apakah kita dibayar untuk menari? dengan apakah kita dibayar? jawaban itu bisa kita temukan disini:
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu, muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1 Korintus 6:20)
Jadi, dengan jelas Alkitab mengatakan bahwak kita telah dibayar lunas oleh Darah-Nya yang Kudus, sehingga kita berkewajiban untuk menjadi penari yang profesional!.
Berikut saya hendak mengajak teman-teman sekalian untuk menelaah lebih dalam arti kata dari penari yang "Profesional" itu tersebut.
Salah satu dari definisi "Professional" yang hendak saya bahas pertama-tama adalah sebagai berikut (sumber: wikipedia):
- Professional attire - Including not to limited to, dress slacks, long-sleeves button down shirt, tie, dress, shoes, etc.
kemeja lengan panjang, dasi, sepatu, dsb)
Definisi diatas mengacu pada penampilan seorang profesional. Bagaimana kita mengimplikasikannya kedalam keprofesionalan penari?
Untuk penampilan seorang penari, kita membaginya dalam tiga bagian. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:
- Head management
- Costume and accessories management
- Foot management
Head management, dibagi lagi menjadi 3 hal yaitu:
- Rambut
- Hiasan kepala
- Make - up
Rambut
Dalam perjalanan saya pribadi di dalam dunia tari, satu hal yang sangat significant yang saya temui di penari khususnya penari wanita adalah sebuah tendensi dimana mereka selalu takut untuk terlihat 'tidak cantik' sehingga mereka tidak mau mengubah tatanan rambut mereka dengan cara lain agar 'kecantikan' mereka tetap terlihat. Yang paling sering terjadi dan yang sering saya temui sampai sekarang adalah masalah 'poni'.
Cukup dimengerti, bahwa tidak ada orang yang mau terlihat jelek pada saat mereka tampil. Ada beberapa orang yang memang memiliki jidat yang lebar, sehingga mereka selalu ingin menutupinya dengan menggeraikan rambut bagian depan atau "poni" mereka untuk menutupi kekurangan tersebut. Namun, perlu diperhatikan untuk para penari bahwa yang akan mereka lakukan di atas panggung atau di depan jemaat adalah "menari" sehingga yang akan diperhatikan oleh pentonon atau jemaat adalah 'tarian' yang mereka lakukan. Kita bukan "model" yang berjalan diatas catwalk dan melakukan 'modeling'. Untuk profesi seorang 'model' memang kecantikan yang sempurnalah yang harus ditampilkan diatas panggung sehingga cukup dimengerti bahwa seorang model tentunya harus menjaga agar kecantikan tetap bersinar diatas panggung dan menjaganya dengan tatanan rambut tertentu dan make up tertentu.
Saya mengambil contoh dalam dunia tarian ballet. Tarian ballet merupakan tarian bangsawan pada jamannya. Sebab itu didalam dunia tarian ballet, diharuskan seorang penari ballet untuk rapih dalam hal berpakaian, tatanan rambut sampai sepatu. Seorang murid ballet diharuskan untuk merapihkan rambutnya sebelum masuk kedalam kelas. Standartnya, seorang murid tidak diperkenankan memiliki rambut yang menjuntai melebihi alis mata. Hal ini berlaku untuk penari pria dan wanita. Mengapa? karena rambut yang menjuntai melebihi alis mata dapat membuyarkan konsentrasi seorang penari ketika ia melakukan gerakan-gerakan tarian. Sehingga, hal tersebut dapat mempengaruhi kesempurnaan gerakan-gerakan yang sedang dipelajari. Hal yang paling sering terjadi adalah, dengan rambut yang terjuntai menghalangi pandangan mata membuta postur kepala si penari tidak tegak, sehingga kepala penari cenderung menunduk karena menghindari rambut tersebut mengenai mata. Rambut yang tidak rapih ini juga bisa dianggap sebagai ketidak seriusan seorang penari sehingga ini bisa dianggap sebuah penghinaan terhadap guru yang sedang mengajar.
Sebagai penari yang profesional, sangat disarankan untuk tetap menjaga kerapihan rambut ketika menari, terutama menjaga agar tidak ada rambut yang terjuntai menghalangi pandangan atau wajah. Karena, hal itu juga dapat mengalihkan perhatian yang menonton dan dapat membuat penonton menjadi terganggu.
Hiasan Kepala
"Hiasan kepala yang terjatuh atau copot ketika menari itu haram hukumnya!"
Ini adalah suatu pesan yang pernah disampaikan kepada saya oleh guru tari saya, Ms. Murni sewaktu saya masih belajar di Mainstream School of Arts yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di kepala saya. Sebagai penari yang profesional, disarankan untuk kita memastikan bahwa assesoris hiasan kepala yang kita pakai untuk tampil menari tidak lepas selama kita bergerak.
Namun, satu hal yang terlebih penting bahwa hendaklah assesoris atau hiasan kepala yang di pakai hendaklah tidak menjadi suatu penghalang untuk si penari melakukan gerakan-gerakan tari. Perlu diperhatikan juga, bahwa hendaklah assesoris kepala tersebut terpasang rapi dan tidak dengan rambut yang berantakan. Semua kembali kepada kerapihan.
Make-Up
Sama halnya dengan rambut, masalah "Make-Up" adalah hal yang significant yang sering saya temui pada penari khususnya penari wanita. Dengan berdalih "ingin terlihat cantik" maka banyak sekali penari-penari yang kadang menolak untuk make-up yang 'terlalu tebal' atau 'terlalu menor'
Banyak penari yang kurang menyadari bahwa make up adalah satu kesatuan dari keseluruhan penampilan penari. Make up melambangkan dari "warna" yang hendak di tampilakan oleh penari, juga melambangkan 'karakter' yang hendak dibawakan oleh si penari. Terutama apabila si penari hendak menarikan tarian yang melambangkan suatu karakter tertentu.
Sebagai penari yang profesional, kita harusnya paham perbedaan antara make up "Panggung" dan make up "Sehari-hari". Sebagai penari yang profesional, tentunya dia sudah mengerti betul bahwa untuk menari khususnya diatas panggung dengan cahaya yang tinggi, sangat diperlukan untuk menggunakan make up yang lebih tebal daripada yang seharusnya, sehingga wajah kita masih bisa terlihat jelas.
(to be continue...)
-Rivera Monarie-