Jumat, 18 Maret 2011

Surat Pembaca


From: Lini, Ngawi Jawa Timur

dgereja sdm penarinya hampir habis, jadi ya dengan kelas tari ini saya berusaha untuk membngkitkan lagi. yang sulit adalah, disini anak mudanya ketika saya tawari untuk menari, jawaban mereka adalah mereka merasa dirinya sudah tua. ini yang membuat saya agak drop. sangat butuh saran dan suport pingin banget bisa belajar tari. belajar balet juga. tapi memang sangat disayangkan disini belum ada.. di gereja sdm nya kurang. jadi saya mw membangkitkan kembali. melihat video dan foto2 nya, membuat saya agak minder, tapi juga ada keinginnan untuk belajar menjadi penari yang profesional. duluw ada pelatih tari yang saya kira, beliau bisa membangkitkan tari lagy, ketika menikah, kami fakum hingga saat ini.


Dear Lini,

Sebelumnya terima kasih sudah mempercayakan kami untuk pertanyaannya. Adalah suatu hal yang sangat baik apabila kamu hendak membangun kembali ladang pelayanan di gereja kamu dalam hal ini, pelayanan tari. Namun ada baiknya sebelum kamu memulai membangun pelayanan ini, kamu renungkan dulu benar-benar dalam hati kamu, apakah menari itu benar-benar panggilan kamu? Karena sebagai seorang yang mau membangun kembali pelayanan tari di gereja kamu, artinya suatu saat kamu akan menjadi pioner atau pelopor buat tim gereja kamu. Dan untuk menjadi seorang pelopor, kamu harus benar-benar menginginkan panggilan ini dan mempunyai visi yang kuat. Mengapa? karena selayaknya seorang pemimpin, maka kamu akan banyak menghadapi hambatan-hambatan dalam perjalanan kamu dan pada saat yang bersamaan, anak buah kamu akan bersandar pada kamu.

Jadi untuk permulaan, saya menyarankan kamu untuk membangun diri kamu sendiri terlebih dahulu. Persiapkan mental dan hati kamu untuk segala seuatunya. Pelayanan tari memang terlihat gampang, menarik untuk dilihat dan atraktif. Namun, tidak dipungkiri bahwa dalam pelayanan tari ini ada beberapa hal yang kerap menjadi kendala yang rata-rata terjadi di setiap tim tari seperti salah satunya adalah:


Dana
Pelayanan tari memang salah satu pelayanan yang cukup mengeluarkan biaya seperti biaya kostum, perlengkapan tari, pernak-pernik, dan sebagainya.


Waktu
Untuk menari, tentulah diperlukan waktu kusus untuk latihan dan perlu dilakukan latihan bersama dimana tidak selamanya setiap penari akan bisa berlatih bersama dan tidak semua penari dapat latihan hanya beberapa kali saja. Ada yang butuh beberapa kali latihan sehingga baru bisa menghafal gerakannya, ada juga yang mungkin hanya bisa beberapa kali saja sudah bisa menghafal gerakannya. Hal ini bisa menjadi pertentangan diantar penari-penari itu sendiri.


Tenaga
Tidak seperti pelayanan musik, dengan menari tentulah kita mengeluarkan tenaga yang lebih besar dari mereka karena kita menggerakan hampir seluruh tubuh kita. Terkadangan dengan keterbatasan waktu yang kita miliki, sebagai penari sering kali diperhadapkan pada sebuah dilema dimana pilihannya adalah latihan, atau istirahat untuk mengembalikan tenaga yang hilang.


Pada tahun 1997 ketika saya yakin benar bahwa panggilan saya adalah di dunia tari, saya pertaruhkan semua demi panggilan saya. Pada awalnya orang tua saya sendiri tidak menyetujui pelayanan yang saya lakukan. Namun karena saya berisih keras, akhirnya satu-satunya cara yang mereka lakukan adalah memotong uang jajan saya agar saya tidak "ikut-ikut gereja yang ada nari-narinya" itulah istilah yang mereka pakai pada saat itu. Apakah saya lalu menjadi down? apakah saya lalu mundur? tidak! saya tidak kehabisan akal, saya kumpulkan sedikit demi sedikit, receh demi receh agar saya dapat tetap pergi kegereja dan menari di tiap kebaktian. Dan dari receh demi receh itu juga saya kumpulkan agar saya dapat belajar menari di Mainstream School of Arts. Pada saat ulang tahun saya yang ke 17, saya mendapatkan "uang" sebagai hadiah dari orang tua saya yang pada saat itu langsung saya belikan Tamborine hollogram. Saya korbankan semua demi panggilan yang saya yakin benar sampai pada saat ini. Kadang pahit, kadang letih, dimana gereja saya pada saat itu sangatlah jauh dan saya harus naik 3 kali kendaraan umum sambil menenteng tamborine dan tas berisi kostum. Tapi ketika saya menari di hadapan Tuhan, semua itu terbayarkan, semua itu tergantikan.


Jadi yang hendak saya tekankan disini adalah, langkah pertama yang kamu harus lakukan yaitu bangun diri kamu sendiri terlebih dahulu. Liat kembali apakah ini benar-benar yang kamu inginkan? apakah ini panggilan kamu? apakah ini hanya sekedar hobby? atau sebagainya? Berdoa kepada Nya dan tanyakan apakah ini benar-benar "hadiah" yang dipercayakan Nya untuk kamu? Akan kuat kah kamu menghadapi hambatan-hambatan nantinya? Sudikah kamu berkorban untuk pelayanan ini?


"Pada saat kita mengambil tindakan untuk menghadapi rintangan dalam menjalani pekerjaan-Nya, Dia juga akan memberikan jalan keluar"
words by: Alex S M


Seperti yang kamu tulis, tanpa kamu sadari kamu sudah menghadapi hambatan pertama yaitu "kurungan usia". Beberapa muda mudi kamu 'malu' untuk menari karena mereka merasa usia nya sudah tua. Maka hal yang kedua yang perlu kamu lakukan adalah: perlengkapi diri kamu terlebih dahulu baik rohani maupun jasmani. Cari informasi dan edukasi sebanyak-banyaknya mengenai pelayanan ini. Maka kamu bisa maju dan menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Baiklah saya akan bagi sedikit pengetahuan untuk persoalan pertama kamu.


"Lalu Miriam, nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya dan tampilah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari"
Keluaran 15:20


Usia Miriam pada saat itu kurang lebih sekitar 80-90 tahun. Jadi tayanakan sekali lagi pada diri kita masing-masing...adakah batasan umur dalam menari dihadapan Tuhan?


Pada saat saya masih menjadi murid di Mainstream School of Arts, saya pernah berbincang-bincang tentang hal ini dengan salah satu guru tari saya. Bahkan saya sempat melihat foto dimana ketika mereka bersama-sama menghadiri konfrensi tari tambourine di US dan di salah satu foto itu ada foto wanita usia lanjut masih menari tambourine. Pada bahasan saya di salah satu artikel saya yaitu "Menjadi Penari yang Profesional (Profesionalism in Dancing part.1) bahwa kita hidup dibawah kasih karunia yang memungkinkan kita untuk menari di hadapan Nya dengan tanpa memandang latar belakang, usia, jenis kelamin, dan lain-lain.

"Seorang yang benar-benar memiliki hati/jiwa sebagai penari, akan selalu menari sampai kapanpun juga. Ia, tidak akan pernah berhenti dan tidak akan pernah terbatasi oleh apapun. Tarian itu mengalir dalam darahnya dan terhembus di nafasnya"

words by: Alex S M

Lalu tahap yang ketiga, setelah kamu matang dan mantap dengan diri kamu sendiri, carilah orang yang sehati dan sepikiran dengan kamu. Tarik dia, share misi dan visi kamu dengan dia dan mulailah berkomitment kalian berdua untuk benar-benar menjalankan misi dan visi kalian. Saya yakin, apabila Tuhan menghendaki, dia akan mengirimkan kamu seorang yang se-visi dan se-misi dengan kamu untuk mendampingi kamu, agar kamu dan dia bisa saling menguatkan dalam menghadapi rintangan dalam hal memulai pelayanan tari di gereja kamu. Dari kalian berdualah, yang nantinya akan menjadi contoh dan panutan di tim tari kalian nantinya. Tidak apa-apa, mulailah dari 2 penari dulu yang benar-benar solid dan berkomitment sementara nantinya satu demi persatu Tuhan akan tambahkan penari-penari lainnya dengan seiring berjalannya waktu. Hal inilah yang pernah di nasihatkan oleh salah satu guru tari saya yaitu Ci Lily ketika saya share hal yang hampir serupa dengan kamu. Pada saat itu saya benar-benar menjalani apa yang dia nasihatkan ke saya sampai pada akhirnya memang Tuhan pertemukan saya dengan orang yang benar-benar se visi dan misi dengan saya sampai pada saat ini.


Untuk belajar tari, memang apabila di daerah kamu tidak terdapat tempat dimana kamu bisa mendapatkan ilmu tari akan sedikit menjadi hambatan. Namun tidak menutup kemungkinan buat kamu untuk tetap mendapatkan ilmu-ilmu tersebut di lain tempat. Seperti yang kamu ketahui sekarang ini, jaringan internet sudah cukup mudah untuk diakses di hampir setiap tempat. Jangan minder, segala sesuatu berawal dari sebuah tindakan. Mungkin tidak lama lagi Rivera akan mengeluarkan panduan untuk tarian dalam bentuk VCD/DVD. Jadi ditunggu saja ya. Teruslah maju berkarya dan tak lupa untuk berdoa tentunya. Yang pasti, nantika tayangan-tayangan kami berikutnya!


Gbu,

-Alex-
Rivera Monarie

Tidak ada komentar: