Pada pertunjukan ballet, kita sering sekali melihat para penari wanita yang dengan ringannya menari diatas ujung kaki mereka. Namun mereka sebenarnya tidak benar-benar menari dengan hanya menggunakan ujung kaki mereka sendiri, tetapi mereka dapat melakukannya itu dengan bantuan sepatu khusus yang dibuat untuk penari ballet wanita yaitu yang biasa disebut dengan 'Pointe Shoe'.
Pointe shoe adalah sepatu khusus penari ballet wanita dengan ujung yang keras, yang biasa dibuat dari berlapis lapis kertas dan bahan kain yang di rekatkan dengan lem yang dimana ketika lem tersebut kering, membuat lapisan bahan kain dan kertas tersebut menjadi keras, sehingga penari dapat berdiri dengan ujung kakinya dan memakainya dengan bantuan pita yang terekat dengan jahitan di sepatu dan di lilitkan dan diikat di pergelangan kaki si penari.
Pada bahasan sebelumnya, kita sudah membahas mengenai pengaruh tarian ballet kedalam tarian gereja. Hal ini juga memicu beberapa kalangan gereja untuk menggunakan pointe shoe kepada penari-penari mereka. Namun sayangnya, beberapa dari mereka menerapkan penggunaan pointe shoe kepada penari mereka dengan mengesampingkan beberapa hal yang sangat penting dalam penggunaan pointe shoe. Berikut kita akan membahas hal-hal penting apa saja yang perlu kita ketahui dalam penggunaan pointe shoe yang benar.
Bagan Pointe Shoe
Dari beberapa bagan pointe shoe, yang akan kita bahas hanya dua bagian yaitu:
- Box
- Shank (leher sepatu/dasar bagian bawah sepatu)
- Ribbons (pita pengikat)
- Ribbons (pita pengikat)
BOX
Box, adalah bagian dari pointe shoe yang terbuat dari beberapa lapisan kain dan kertas yang direkatkan satu dengan yang lainnya menggunakan lem, yang dimana lem tersebut mengeras setelah proses perekatan kain dan kertas tersebut. Bagian box ini adalah bagian yang menutupi sebagian besar bagian depan dari kaki penari. Bagian ini lah yang memberikan 'support' kepada jari-jari kaki penari untuk dapat menari di ujung jari-jari kaki. Dibagian box ini ada bagian yang rata yang disebut 'platform' atau bagian yang bersentuhan langsung dengan lantai ketika penari sedang berdiri ujung jari kakinya.
Kesalahan yang sering dilakukan pada penari-penari gereja yang belum terlatih benar untuk berdiri diatas pointe shoe adalah dengan tidak berdiri penuh pada posisi dimana platform pointe shoe menyentuh lantai seluruhnya.
Shank, atau leher sepatu, atau bagian bawah dari pointe shoe adalah bagian yang memberikan 'support' kepada lengkungan telapak kaki ketika si penari berdiri pada ujung kakinya. Bagian ini adalah bagian yang keras, dikarenakan bagian ini terbuat juga dari lapisan beberapa material yang direkatkan menjadi satu dengan lem. Namun dikarenakan bagian yang harusnya memberikan support kepada lengkungan telapak kaki ini sangat keras, maka sudah menjadi tradisi untuk pada penari untuk sedikit membengkokkan bagian dari pointe shoe ini agar lebih mengikuti bentuk kaki si penari ketika ia sedang berdiri di atas ujung jari kakinya. Praktek ini lazim dilakukan untuk pointe shoe baru sebelum dipakai untuk menari. Bahkan untuk beberapa penari yang sudah sangat kuat kakinya, bagian ini justru di patahkan agar si penari tersebut dapat melengkungkan kakinya dalam keadaan full. Namun di beberapa produk pointe shoe, bagian ini ada yang sudah dengan sendirinya melengkung sehingga sudah tidak perlu lagi di bengkokkan.
Membengkokkan atau mematahkan bagian dari pointe shoe ini ada beberapa macam cara. Namun semua itu tergantung dari bentuk kaki si penari masing-masing. Karena semuanya itu kembali lagi untuk menyesuaikan kenyamanan di kaki penari itu sendiri. Namun yang lebih sering di praktekan adalah membengkokkannya agak sedikit mundur dari jahitan sambungan sepatu ballet yang menyambungkan bagian depan dan belakang pointe shoe.
Selain membengkokkan bagian tengah dari bagian pointe shoe, bagian yang agak sedikit kedepan dari bagian ini, terutama bagian persendian jari kaki, atau bagian yang tertekuk ketika kaki dalam keadaan demi pointe juga adalah bagian yang sering di bengkokkan oleh penari. Ini dikarenakan si penari diharuskan tetap bisa memposisikan kakinya dalam posisi demi pointe dengan menggunakan pointe shoe.
'Demi Pointe' possition
Bagian ini adalah bagian yang paling menarik dari pointe shoe untuk para penari wanita, dikarenakan membuat kaki terkesan menjadi manis dan cantik ketika dililitkan pita tersebut. Namun sebenarnya fungsi dari pita ini adalah untuk membuat pointe shoe tetap dalam posisinya.
Pada umumnya, para produsen pembuat pointe shoe tidak membuat pointe shoe langung dengan keadaan pita sudah terjahit pada pointe shoe. Ini dikarenakan postur kaki penari rata-rata tidak sama, sehingga akan lebih nyaman untuk si penari yang hendak memakai pointe shoe itu sendiri yang menjahitkan pita tersebut ke sepatu, sesuai dengan bentuk kaki mereka atau kenyamanan mereka masing-masing.
Cara melilitkan pita pointe shoe ini ke kaki si penari pun memiliki cara tersendiri. Lazimnya, melilitkan pita pointe shoe selalu dimulai dari satu bagian pita, yaitu bagian dalam kaki, dililitkan menyilang dari kiri ke kanan atau kanan kekiri lalu di lilitkan di pergelangan kaki, lalu disusul dengan bagian pita yang di luar kaki, dililitkan menyilang berlawanan dengan pita yang sudah terlilit sebelulmnya, lalu di lilitkan di pergelangan kaki dengan arah berlawanan dengan pita yang sebelumnya. Lalu kedua pita di pertemukan di bagian dalam kaki,dan di simpulkan tepat di atas mata kaki bagian dalam, dan lalu simpul tersebut di sembunyikan kedalam lilitan pita yang terlilit di pergelangan mata kaki sehingga terlihat rapih.
Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh para penari gereja yang belum berpengalaman dalam menggunakan pointe shoe adalah, membentuk simpulan manis dan membiarkannya terlihat diluar. Ini dikarenakan mereka tidak mendapatkan keterangan yang benar mengenai pita pointe shoe dan mengira bahwa pita ini adalah asesoris cantik untuk mempercantik kaki. Padahal dalam dunia tari ballet, kerapihan adalah yang utama dalam berpenampilan, termasuk kerapihan pita, ataupun tali yang terlihat mencuat keluar. Hal ini pernah kita bahas pada artikel yang berjudul: Menjadi Penari yang 'Profesional' part.2
Penerapan 'Pointe Shoe' dalam menari ballet
Pointe shoe adalah sepatu khusus untuk para penari ballet wanita yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam tingkatan pembelajaran tari ballet. Ini di karenakan untuk menari dengan menggunakan pointe shoe, diperlukan latihan yang memakan waktu tahunan untuk bisa mencapai persyaratan bisa atau tidaknya si penari memakainya untuk menari. Hal ini ditentukan oleh sang guru yang mengawas. Sangat tidak disarankan untuk menggunakan pointe shoe untuk menari apabila tidak di awasi oleh guru yang sudah punya pengalaman, karena tingkat cidera dari akibat memakai pointe shoe ini cukup serius, dan bisa mengancam masa depan si penari di dalam dunia tari.
Umumnya, pointe shoe di perkenalkan kepada murid tari ballet ketika ia memasuki tingkat intermediate atau tingkat advance, atau ketika si murid ballet tersebut mulai memasuki usia remaja ( 11 - 13 thn). Pada sistem pratronisasi tehnik ballet yang dikeluarkan oleh 'Royal Academy of Dance' (RAD) pointe shoe mulai diperkenalkan pada grade 4 atau grade 5. Itu pun di beberapa sekolah ballet, sebelum mereka diperbolehkan memakai pointe shoe, mereka akan di perkenalkan terlebih dahulu oleh sepatu 'replika' dari pointe shoe yang biasa disebut dengan 'soft shoe', yaitu sepatu yang bentuknya mirip seperti pointe shoe (yang juga cara memakainya dengan menggunakan pita) hanya bedanya untuk 'soft shoe' ujung sepatunya tidak bisa dipergunakan untuk berdiri dengan ujung jari kaki karena box dari sepatu 'soft shoe' ini tidak terlalu keras seperti point shoe. Ada juga beberapa sekolah ballet yang menerapkan sistem pemberian pita pada sepatu ballet yang biasa dipakai, di jahit dengan lokasi sama seperti biasanya pita di jahit di sepatu ballet, untuk memberikan support pada pergelangan kaki penari untuk gerakan yang membutuhkan banyak kekuatan pergelangan kaki.
Untuk seorang penari ballet memakai pointe shoe, ia diharuskan memiliki kekuatan pergelangan kaki yang kuat, jari-jari kaki yang kuat, dan juga lutut yang kuat dan kencang. Hal ini hanya dapat diraih dengan latihan rutin ber bulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan di awali dengan latihan di bar (barre practice). Setelah melatih kekuatan pergelangan kaki, jari-jari kaki dan lututnya di bar, maka si penari juga harus belajar melatih untuk berdiri di ujung pointe shoe di tengah ruangan (center practice) yaitu diawali dengan hal yang kecil terlebih dahulu seperti berjalan keliling ruangan. Hal ini juga untuk melatih si penari menjaga keseimbangan (balance). Apabila guru yang mengawasi melihat si penari sudah cukup kuat kakinya, barulah ia akan mengizinkan muridnya untuk pelan-pelan menggunakan tehnik tari dengan menggunakan pointe shoe.
-Rivera Monarie-
Penerapan pita pointe shoe yang salah
Penerapan 'Pointe Shoe' dalam menari ballet
Pointe shoe adalah sepatu khusus untuk para penari ballet wanita yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam tingkatan pembelajaran tari ballet. Ini di karenakan untuk menari dengan menggunakan pointe shoe, diperlukan latihan yang memakan waktu tahunan untuk bisa mencapai persyaratan bisa atau tidaknya si penari memakainya untuk menari. Hal ini ditentukan oleh sang guru yang mengawas. Sangat tidak disarankan untuk menggunakan pointe shoe untuk menari apabila tidak di awasi oleh guru yang sudah punya pengalaman, karena tingkat cidera dari akibat memakai pointe shoe ini cukup serius, dan bisa mengancam masa depan si penari di dalam dunia tari.
Umumnya, pointe shoe di perkenalkan kepada murid tari ballet ketika ia memasuki tingkat intermediate atau tingkat advance, atau ketika si murid ballet tersebut mulai memasuki usia remaja ( 11 - 13 thn). Pada sistem pratronisasi tehnik ballet yang dikeluarkan oleh 'Royal Academy of Dance' (RAD) pointe shoe mulai diperkenalkan pada grade 4 atau grade 5. Itu pun di beberapa sekolah ballet, sebelum mereka diperbolehkan memakai pointe shoe, mereka akan di perkenalkan terlebih dahulu oleh sepatu 'replika' dari pointe shoe yang biasa disebut dengan 'soft shoe', yaitu sepatu yang bentuknya mirip seperti pointe shoe (yang juga cara memakainya dengan menggunakan pita) hanya bedanya untuk 'soft shoe' ujung sepatunya tidak bisa dipergunakan untuk berdiri dengan ujung jari kaki karena box dari sepatu 'soft shoe' ini tidak terlalu keras seperti point shoe. Ada juga beberapa sekolah ballet yang menerapkan sistem pemberian pita pada sepatu ballet yang biasa dipakai, di jahit dengan lokasi sama seperti biasanya pita di jahit di sepatu ballet, untuk memberikan support pada pergelangan kaki penari untuk gerakan yang membutuhkan banyak kekuatan pergelangan kaki.
-Rivera Monarie-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar